Rabu, 07 November 2012

Asal Mula Marga Turnip


Si Raja Batak di perkirakan ada sekitar tahun 1260 tepatnya di sianjur mula mula. Keturunana Si Raja Batak berkembang, salah satunya Si Raja Parna (Raja Naiambaton). Raja Naiambaton mempunyai dua anak yaitu Op.Raja Nabolon dan Raja Sitempang. Raja Nabolon mempunyai lima anak yaitu, Simbolon Tua, Tamba Tua, Saragi Tua, Munte Tua, Nahampang Tua.

Sekitar tahun 1793 lahirlah dari keturunan Tamba bernama Turnip Raja. Turnip Raja juga mempunyai abang yaitu Siallagan. Singkat cerita keturunan dari oppung kita manganut sistem marga. Selain itu, Siallagan, Turnip, Simarmata mempunyai padan (janji yang spesial) lebih dari sekedar sama sama parna. Yaitu si sada anak si sada boru, artinya keturunan simarmata keturunan turnip juga, keturunan turnip keturunan simarmata juga, keturunan turnip keturunan siallagan juga, dan seterusnya. Sebelum marga turnip terbentuk janji itu telah di ikat oleh ketiga oppung kita itu (turnip raja, simata raja, siallagan raja). Mereka mengikat janji ini karena mereka telah saling menolong sejak masi muda.
Marga Turnip adalah salah satu dari ratusan marga Batak yang nenek moyangnya berasal dari Pulau Samosir. Marga Turnip juga merupakan bagian dari kelompok marga yang tergabung dalam PomparAn ni Raja Nai Ambaton (PARNA). Hingga saat ini keseluruhan jumlah marga PARNA adalah sebanyak 71 marga (Sumber: www.batakonline.com).
Nenek moyang marga Turnip adalah Guru Sojouon atau dikenal dengan panggilan Guru Sawan yang awalnya mendiami daerah pesisir Pulau Samosir tepatnya Simanindo (sekarang ini Kecamatan Simanindo). Guru Sawan memiliki dua keturunan yakni Oppu Toga Turnip dan Oppu Jamanindo.
Informasi mengenai keturunan anak pertama, hingga saat ini belum diperoleh. Sementara ini hanya keturunan dari Oppu Jamanindo yang dapat diuraikan di bawah ini.
Oppu Jamanindo mempunyai lima keturunan yaitu (1) Oppu Marhilap, (2) Oppu Sotargudu, (3) Oppu Mualnihuta, (4) Oppu Mamatik dan (5) Oppu Sileang-leang Mangebas. Keturunan Oppu Marhilap tetap mendiami Simanindo dan sekitarnya, keturunan Oppu Sotargudu mendiami suatu tempat bernama Rautbosi. Sementara Oppu Mualnihuta dan Oppu Mamatik masing-masing mendiami Huta Ginjang dan Lintong. Oppu Sileang-leang Mangebas konon dikabarkan merantau ke daerah
dolok (daerah perbukitan Pulau Samosir) dan menetap di Huta Janji Maria Dolok.
Dari tempat-tempat inilah Marga Turnip (keturunan Guru Sawan) merantau dari Pulau Samosir. Sebagian besar ada yang merantau ke Kabupaten Simalungun, Kabupaten Deli Serdang, Kotamadya Medan, Kabupaten Labuhan Batu,Kabupaten Asahan, bahkan ada yang keluar dari Propinsi Sumatera Utara. Saat ini Marga Turnip menyebar dan berinteraksi baik dengan marga batak lainnya maupun dengan suku-suku lainnya.
info diatas saya dapat dari http://id.wikipedia.org/wiki/Turnip
Siallagan, Turnip, dan Simarmata, Tiga marga ini merupakan keturunan dari parna (Pomparan Raja Naiambaton) yang pada awalnya lahir di pulau samosir tepatnya di pesisir danau toba sekitar siallagan, simanindo dan simarmata, (SUMUT, Indonesia). Tiga marga ini memupunya kesatuan yang sangat erat (tidak hanya karena keturunan parna) yang kemudian membuat sebuah ikatan persaudaraan yang di sebut padan. Lahirnya padan tersebut juga di dasarkan beberapa cerita. (1) intri ketiga marga tersebut merupakan kakak beradik ( yaitu boru limbong), (2) turnip dan simarmata bertemu dalam perjalanan menuju samosir. Dimana sebelumnya, turnip dan simarmata mempunyai
penderitaan yang sama yaitu mereka meninggalkan orang tua mereka. Karena satu penderitaan tersebut, mereka mengikat padan. (siallagan dan turnip adalah abang adik). Menyadari adiknya berpadan, siallagan akhirnya tergabung dalam padan tersebut. (3) waktu jaman penjajahan, turnip dan siallagan mengalami kekurangan pasuka menghadapi penjajah, lalu simarmata ikut membantu, dan akhirnya mereka membuat padan. Pada tersebut berisi tentang si sada anak si sada boru.
Kenapa ada saragi turnip?
Sebelum indonesia merdeka, rakyat simanindo dan sekitarnya menghadapi masalah besar, dimana setiap warga wajib membayar pajak kepada penjajah (sebutan lainya pemberotak). Salah satu keturunan turnip yang mempunyai pasikan harimau (pasukan harimau : orang orang terlatih yang berani berjuang, berani mati demi raknat) tidak terima dengan perlakuan penjajah. Tindakan yang di ambil turnip dan pasukanya adalah membunuh siapa saja yang menagih pajak.
Dengan kondisi seperti diatas, marga turnip akhirnya di hadapkan pada masalah, salah satunya tidak bisa jadi Pegawai (pada waktu itu). Untuk itu, marga turnip yang mau jadi pegawai akhirnya mengganti marga mereka menjadi saragi. Kemerdekaan indonesia membawa perubahan ke keluarga besar turnip. Dimana tidak ada lagi hambatan untuk jadi pegawai, singkat cerita, orang yang bermarga saragi sebelumnya melengkapi marga mereka menjadi saragi turnip
ada satu lagi cerita gini…
sebelum marga turnip menjadi marga yang besar,, bapa udanya suda menjadi pengusaha di simalungun,, ya itu saragi tua…
sebagaimana pengalaman kita,, memulai sesuatu itu adalah hal yang sulit,, jadi sebagian dari keturunan turnip pergi ke simalungun bertemu bapa udanya.. karena hidup di samosir sangat sulit waktu itu,,
jadi untuk dapat kehormatan di simalungun mereka menggati marga menjadi saragi turnip,, dan simpelnya ditulis saragi….
“tulisan ini hanya carita rakyat, kekurang lengkapan dan kesalahan mohon di maafkan,, dan di klarifikasi.
Peradaban yang maju adalah peradaban yang menghargai sejarahnya. Tulisan ini hanya menelusuri sejarah marga turnip. menurut cerita dan penuturan dari beberapa sumber, ke akuratan nya masih perlu dipertanyakan/digali lebih luas dan mendalam berkaitan dengan PADAN Turnip, Simarmata dan Siallagan sisada anak sisada boru dohot sisada ulaon na marhabot ni roha manang marlas ni roha. karena pada zaman itu di seberang pulo simanindo yaitu Tigaras/Simalungun dibawah kekuasaan Raja Simalungun dengan segala kemampuan, kehebatan dan jumlah prajurit yang banyak berencana ingin menguasai dan menyerang Pulo Simanindo yang dihuni Turnip. mengingat keterbatasan Turnip, maka sesepuh Turnip meminta bantuan Siallagan & Simarmata untuk ikut berjuang mempertahankan wilayah Turnip dari serangan Raja Simalungun dengan cara membuat patung yang menyerupai manusia dari jerami lalu membakarnya hingga membuat Raja Simalungun mengurungkan niatnya untuk menyerang wilayah Turnip. mohon maaf kepada khalayak Turnip atau siapapun. jika cerita ini salah, jd mohon di sempurnakan. Mauliate
setahu saya, marga dari keturunan raja Naiambaton hanya 56 marga. terbagi dari lima raja yaitu;
I. Simbolon Tua
II. Tamba Tua
III. Saragi Tua
IV. Munte Tua
V. Nahampu Tua
kemudian dari kelima raja ini lahir lah 56 marga tsb. itupun smpi saat ini berapa jumlah marga dari raja Naiambaton belum ada yang bisa memastikan. klu pun ada karya tulisan berdasarkan penelitian yang dilakukan para penulis buku tarambo batak masih menimbulkan kontroversi. karna masing2 penulis menuturkan versinya, bahkan penulis yang satu dgn penulis yg lain mengenai tarombo batak sangat berbeda tergantung selera masing2. nah. disitulah letak kelemahan maupun para sesepuh kita dari awal hingga hari ini tdk pernah mendokumentasikan atau menulis kisah sejarah yg dialami disetiap zaman.
anakni tamba tua adong 3 ima ;
1. Sitonggor ( Tuan Ruma Bolon )
2. Lumban Tonga-tonga
3. Lumban Toruan
Hita ma pomparan ni sitonggor ima
1. Marrea Raja
2. Pande Raja
3. manggohi Raja
4. Mata Raja
Hita pinomparni Marrea Raja jala adong 3 anakna
1. Batu Mandiri ( Tamba ) natinggal di huta Tamba
2. Silaga Raja ( Siallagan ) natinggal di Batu-batu
3. Rea Raja ( Op. Toga Datu Turnip ) natinggal di Lumban Turnip
Jadi pinompar ni Rea Raja ima Op. Toga Datu Turnip adong 2 ima
1. Turnip Raja ( Maringan di Lumban Toguan 0
2. Turnip Tua ( Maringan di Lumban Turnip Toru ni Hariara )
jadi tuhita pomparan ni turnip sotung adong dihita namandok Turnip Raja dohot Turnip Hatoban.
Kenapa ada halak TURNIP memakai SARAGIH ; SARAGI ??? Itu semua tergantung pribadi halak
TURNIP itu sendiri apakah dia ingin memakai marga SARAGIH, SARAGI atau TURNIP saja. Biasanya TURNIP yang memakai marga SARAGIH pada umumnya berasal dari Simalungun/Batak Simalungun.
Sedangkan TURNIP yang memakai marga SARAGI tanpa H pada umumnya berasal dari Toba/Batak Toba. Ada juga TURNIP yang mengaku batak Simalungun tetapi tidak memakai marga SARAGIH (memakai TURNIP saja).
Mengapa ada marga TURNIP di Simalungun dan mengapa mereka memakai marga SARAGIH?? Perlu diketahui pada jaman dahulu banyak halak TURNIP eksodus dari Samosir (Simanindo) ke daerah Simalungun karena sesuatu hal. Perlu diketahui juga penyebaran marga TURNIP ke luar Samosir lebih banyak ke daerah Simalungun dibandingkan dengan daerah Tobasa atau Tapanuli Utara. Hal ini dikarenakan jika ditinjau secara geografis daerah Simanindo lebih dekat dengan daerah simalungun. Karena mereka sudah lama menetap di Simalungun maka budaya Toba yang mereka bawa dari Samosir mengalami transformasi menjadi budaya Simalungun. Pada awalnya budaya Toba masih melekat pada diri mereka, tetapi dikarenakan pengaruh lingkungan dan penyesuaian diri maka secara berangsur-angsur mereka menjadi batak Simalungun.
Mengapa mereka memakai marga SARAGIH??? Menurut cerita orang tua, bahwa marga SARAGIH merupakan hasil diaspora dari keturunan SARAGI TUA anak dari RAJA NAIAMBATON. Sementara telah diketahui bersama marga TURNIP merupakan keturunan dari TAMBA TUA.
Mengapa hal ini bisa terjadi??? Konon khabarnya, entah karena pengaruh penjajahan atau karena pengaruh feodalisme, maka marga-marga yang ada di Simalungun dikelompokkan dalam empat marga, yang dikenal dengan akronim SISADAPUR, singkatan dari SINAGA, SARAGIH, DAMANIK dan PURBA. Seluruh marga mengelompok kedalam empat marga, maka banyaklah terjadi hal-hal yang lucu, seperti SIHALOHO dan SIPAYUNG masuk menjadi SINAGA, suatu hal yang tidak mungkin terjadi di Toba, karena SIHALOHO dan SIPAYUNG adalah SILALAHI, sementara SINAGA ya SINAGA. Marga-marga SIMARMATA, TURNIP, MANIHURUK, SIDAURUK, SITANGGANG dsb adalah marga-marga Toba yang datang merantau ke Simalungun, karena sesuatu hal. Kenapa SIMARMATA, TURNIP, MANIHURUK, SIDAURUK,
SITANGGANG dsb memilih mejadi SARAGIH??? Karena keyakinan mereka bahwa SARAGIH adalah saudaranya atau dongan tubu nya yaitu SARAGI. Jadi dia tidak memilih menjadi SINAGA, DAMANIK dan PURBA, karena ketiga marga tsb bisa menjadi kelompok isteri, tapi bisa juga menjadi kelompok boru.
Sebenarnya tidak hanya TURNIP saja yang memakai marga SARAGIH, ada juga marga-marga PARNA yang lain memakai marga SARAGIH. Ada beberapa marga PARNA yang menjadi sub-marga SARAGIH.
Hal ini dapat dilihat di situs bawah ini :
http://id.wikipedia.org/wiki/Saragih
Begitulah pra ceritanya. Kita tidak perlu heran atau bingung dengan pemakaian marga SARAGIH
TURNIP ; SARAGI TURNIP ; SARAGIH saja ; SARAGI saja. Seharusnya kita BANGGA dengan orang-orang yang mengaku marga TURNIP karena mereka bagian kita juga dan bagian POMPARAN RAJA TURNIP. Walapun mereka membungkusi marga TURNIP dengan SARAGIH atau SARAGI. Perlu diketahui bahwa halak TURNIP bukan bersuku Batak Toba saja, tetapi ada yang bersuku Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Fakfak, dan Batak Mandailing. Oleh karena itu jangan perbedaan-perbedaan diantara halak TURNIP. “Sebab marga kita sandang sejak kita masih dalam kandungan inang/oma kita sampai kita meninggalkan dunia ini (Di batu nisan pun marga kita tertulis)”. Itu bagi orang Batak sejati.
“Perlu diketahui bahwa halak TURNIP bukan bersuku Batak Toba saja, tetapi ada yang bersuku Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Fakfak, dan Batak Mandailing.”
maksudnya pra? saya baru dengar turnip itu ada selain batak toba, bisa info lebih lengkap pra?
kalo yang saya dengar, semua turnip itu berasal dari batak toba, adapun saragih turnip.. itu
karena turnipnya merantau ke daerah simalungun…
Kenapa ada saragi turnip Sebelum indonesia merdeka, rakyat simanindo dan sekitarnya menghadapi masalah besar, dimana
setiap warga wajib membayar pajak kepada penjajah (sebutan lainya pemberotak). Salah satu
keturuna turnip yang mempunyai pasikan harimau (pasukan harimau : orang orang terlatih yang
berani berjuang, berani mati demi raknat) tidak terima dengan perlakuan penjajah. Tindakan
yang di ambil turnip dan pasukanya adalah membunuh siapa saja yang menagih pajak. Dengan
kondisi seperti diatas, marga turnip akhirnya di hadapkan pada masalah, salah satunya tidak
bisa jadi Pegawai (pada waktu itu). Untuk itu, marga turnip yang mau jadi pegawai akhirnya
mengganti marga mereka menjadi saragi. Kemerdekaan indonesia membawa perubahan ke keluarga
besar turnip. Dimana tidak ada lagi hambatan untuk jadi pegawai, singkat cerita, orang yang
bermarga saragi sebelumnya melengkapi marga mereka menjadi saragi turnip
ada satu lagi cerita gini…
sebelum marga turnip menjadi marga yang besar,, bapa udanya suda menjadi pengusaha di
simalungun,, ya itu saragi tua…
sebagaimana pengalaman kita,, memulai sesuatu itu adalah hal yang sulit,, jadi sebagian dari
keturunan turnip pergi ke simalungun bertemu bapa udanya.. karena hidup di samosir sangat
sulit waktu itu,,
jadi untuk dapat kehormatan di simalungun mereka menggati marga menjadi saragi turnip,, dan
simpelnya ditulis saragi….
“tulisan ini hanya carita rakyat, kekurang lengkapan dan kesalahan mohon di maafkan,, dan di klarifikasi. Peradaban yang maju adalah peradaban yang menghargai sejarahnya. Tulisan ini hanya menelusuri sejarah marga turnip.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar